SANG BETARA - SUNAN KATONG

Penyebar Islam di Ponorogo


Menyebut namanya berbau Hindu, termasuk tokoh awal penyebaran Agama Islam sejak berdirinya kerajaan Islam Demak di wilayah Jawa bagian selatan, adalah putra dari Prabu Brawijaya V trah Mojopahit bernama asli Joko Piturun atau raden harak Kali atau lembu Kanigoro.

Dalam buku “Babad Ponorogo”catatan mbah Purwowidjojo , Prabu Brawijaya V, berputra 101 diantaranya Raden Patah (lembu kenongo) Raja Demak dan adiknya Batoro Katong (Lembu Kanigoro).

Syahdan Batoro katong bersama santrinya Selo Aji, ditugaskan melakukan pengislaman di wilayah antara gunung lawu dan gunung wilis bernama wengker dimana saat itu wilayah dikuasai oleh Demang Ki Ageng Kutu penganut hindu yang sedang konfrontasi dengan Mojopahit. Batoro Katong bertemu dengan Kiai Muslim/ Ki Ageng Mirah (ulama’ berpengaruh di Demak yang ditugasi di wilayah wengker, Murid Sunan Kalijogo ) untuk investigasi dan perencanaan strategis dalam tugas penyebaran islam di wilayah tersebut.

Dalam perjalanannya Batoro Katong harus berperang dengan Ki Ageng Kutu, dan dengan siasat memperistri Putri Ki Ageng Kutu bernama Niken Gandini, akhirnya Ki Ageng Kutu dapat dikalahkan dan berdirilah wilayah kekuasaan  bernama “Pramono Rogo” atau “PONOROGO”, dan Batoro Katong sebagai Adipati Pertama dalam Kedaulatan Kerajaan Islam Demak Bintoro.

Nama Batoro adalah bahasa yang bisa dipahami masyarakat saat itu beragama Hindu, yang berarti “Manusia setengah Dewa” untuk memudahkan proses penyebaran agama Islam.

peristiwa ini terjadi pada Tahun 1496 M., berdasarkan prasasti batu gilang : Candra sengkolo memet berupa gambar manusia, pohon, burung (Garuda) dan Gajah yang melambangkan 1418 tahun Saka

Kekuasaan Dan Penyebaran Islam


Penyebaran Islam lebih mudah dengan memegang kendali sebagai penguasa, karena pemimpin adalah panutan, dengan tersemat gelar “Batara” berarti menjadi wakil Tuhan di bumi atau gelar Kholifatullah di era Mataram Islam. Dan tidak diragukan lagi pemimpin terdahulu memiliki kualitas ma’rifat yang mereka peroleh dari guru-guru yang suci para Auliya’ dan patut untuk diteladani, hal ini tercermin dalam cerita turun temurun.

Dan sampai kepada kita sehingga memahami ajaran Rosululloh Saw.

Mendekati para Auliya’ dan Sholihin berarti mendekat dengan kebaikan (Wis)

0 Comments:

Posting Komentar

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

3/recent/post-list

Support

3/recent/post-list